Shalom semua… Hari ini adalah hari
khusus, dimana seluruh dunia merayakan kelahiran Tuhan dan Juru Selamat kita,
Tuhan Yesus Kristus. Untuk itu postingan kali ini adalah postingan spesial
Natal 2017. Semoga teman-teman terberkati semua.
Sebelum
masuk ke ayat perenungan, saya mau berbagi apa yang saya dapatkan minggu lalu.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mempunyai banyak sebutan (gelar) antara lain
Raja, Anak Daud, Mesias, Juru Selamat dll. Namun saya diingatkan mengenai 2
buah sebutan yang berupa kontradiksi. Keduanya adalah Anak Allah dan Anak
Manusia. Saya akan memberi penjelasan yang sederhana mengenai keduanya.
Kita
ketahui bahwa Allah kita adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub Yang menciptakan
langit dan bumi seisinya. Penggunaan sebutan Anak Allah adalah sesuatu yang
mengejutkan orang Yahudi pada jaman itu karena Allah adalah kudus, esa dan
tidak memiliki “keturunan”. Dapat dibilang, sebutan Anak Allah merupakan
penghujatan kepada Allah Israel. Saya pribadi memahami bahwa Anak Allah
bukanlah berarti terdapat keturunan secara lahiriah dari Ayah dan Ibu. Yesus
lahir dari Roh Tuhan sendiri, melalui wanita yang belum pernah menikah, bernama
Maria.
Seminggu
yang lalu, Saya mendapatkan pengertian lebih lagi mengenai Anak Allah. Dalam
kehidupan sehari-hari sering muncul sebutan-sebutan untuk orang-orang di
sekitar kita. Semisal anak muda, orang tua, orang sakit dan lain-lain. Anak
muda tidak memerlukan ayah dan ibu, untuk disebut anak muda. Anak muda berarti
dia anak yang memiliki sifat muda. Orang sakit adalah orang yang sedang sakit.
Demikian juga dengan Anak Allah. Anak Allah adalah seseorang yang memiliki
kuasa Allah, sifat Allah, Pribadi Allah. Sebutan Anak Allah adalah suatu klaim
bahwa Yesus adalah Manusia yang memiliki Keilahian Allah. Yesus adalah Manusia
yang ditinggikan, karena sejatinya, Ia adalah Allah pribadi yang menjadi
manusia.
Sebutan
Anak Manusia juga sering muncul di Injil. Bahkan Yesus sendiri mengutarakan
bahwa Dia adalah Anak Manusia. Tentu saja sama seperti uraian di atas, bahwa
Anak Manusia bukan serta merta Dia memiliki Ayah dan Ibu, namun Dia adalah
Tuhan yang memiliki sifat dan tubuh manusia. Sehingga saat Yesus menyebut
diriNya sebagai Anak Manusia, Dia yang adalah Allah yang merendahkan diri
sebagai manusia.
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan, Yesus adalah Allah dan manusia di saat
yang bersamaan. Dia adalah Allah yang merendahkan diri sebagai manusia dan
manusia yang ditinggikan sebagai Allah. Ibarat uang koin, Yesus memiliki 2 sisi yaitu Allah dan manusia. Jelasnya, Yesus berdiri di dua
sisi, Allah dan Manusia. Lalu apa kaitannya dengan tema kita saat ini?
Nanti kita akan bahas bersama-sama. Namun, saat ini kita kembali ke tema kita
terlebih dahulu, The Greatest Gift.
Natal begitu indah serta memberi damai dan
sukacita tersendiri bagi kita semua. Tidak jarang untuk berbagi sukacita, kita
semua membagikan hadiah untuk keluarga kita, teman kita atau bahkan ke orang
lain yang membutuhkan. Dan pernahkah kita mendapatkan hadiah yang begitu luar
biasa indah atau berkesan seumur hidup?
Suatu kali saya bertanya pada beberapa anak remaja di rumah saya.
Menurut kalian, apa The Greatest Gift yang pernah kamu dapat seumur hidup? Ada
yang menjawab buku, nafas, hidup, bisa makan dll. Menurut saya, semua jawaban
sudah benar dan baik, sampai saya mendengar suatu jawaban yang luar biasa.
Keponakan saya, berumur 14 tahun, menjawab dengan spontan dan mantab. Dia
menjawab, “The Greatest Gift adalah Keselamatan!!!”. Sesaat perasaan
saya campur aduk mendengar jawabannya. Saya kagum, kaget, terharu, lengkap
sudah… Saya heran seorang anak, berumur 14 tahun, bisa memiliki iman seperti
itu. Jawaban itu, menginspirasi saya dalam penulisan postingan ini.
Mari kita bahas lebih lanjut…
Kolose 3 : 15 (TB) : Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah
dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
Itulah
tema Natal kita tahun ini. Natal tidak akan lepas dari kata-kata “damai sejahtera”. Damai sejahtera dalam potongan ayat
tersebut menggunakan kata Yunani, εἰρήνη
(eirēnē). Arti kata εἰρήνη adalah ketenangan, kedamaian, kondisi damai dari
kekacauan dan perseteruan perang, keamanan, ketenangan jiwa bersumber dari
penyelamatan Kristus, bentuk kondisi perasaan tenang dari orang benar akan
kehidupan setelah kematian (kepastian akan keselamatan), dan kelimpahan (akan
ketenangan).
Dapat dilihat dari arti kata “damai sejahtera” di atas, kita bisa
menangkap bahwa kedamaian yang dimaksud bukanlah serta merta mengenai kedamaian dalam artian rukun
satu sama lain (antar manusia). Tapi kedamaian itu adalah kedamaian Ilahi,
dimana kita tidak takut lagi akan kehidupan kita setelah kematian. Perseteruan
antara manusia dan Allah sudah diselesaikan melalui Kasih Karunia Yesus.
Hukuman yang Tuhan pernah ucapkan (maut) sudah tidak perlu ditakutkan lagi.
Kita sudah hidup dalam kepastian keselamatan (kekekalan di Kerajaan
Sorga). Semua sudah selesai melalui Karya Keselamatan Kristus. Bukankah
kedamaian inilah yang dicari semua orang beragama?
Suatu kali saya sedang melakukan perjalanan kerja ke luar Jawa.
Pada waktu saya pulang ke Jawa, saya tiba-tiba diingatkan Roh Kudus, mengenai
Yesus digambarkan sebagai Kota Perlindungan kita. Dimana, orang-orang pelanggar Hukum Agama yang di
dalam kota tersebut tidak akan mendapat penghukuman tetapi mendapat
perlindungan. Tiba-tiba hati saya seperti terbakar api, panas tapi tidak
menyengat. Timbul kedamaian yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Singkat
cerita, saya pulang dengan hati yang menyala-nyala dan bersukacita. Semua orang
saya sapa dengan senyum. Bahkan, orang di sebelah saya (di pesawat), saya beri
tahu mengenai kebaikan dan keselamatan Tuhan. Hehehe…
Di tengah perjalanan, terjadi turbulence yang
cukup kencang. Setiap orang mulai panik dengan keadaan tersebut. Mereka mulai
berdoa dengan cara masing-masing. Saya melihat kondisi tersebut, tapi
saya malah heran dengan diri saya sendiri. Saya tetap
tenang dan damai!! Saya tidak takut akan kematian!! Karena di dalam Yesus ada
kepastian akan kehidupan setelah kematian!! Akhirnya saya pulang
dengan selamat. Dan lihat dampak dari kedamaian itu… Saya pun bisa rukun dengan
orang lain. Setiap orang yang di sekitar saya, siapapun dia, saya merasa mereka
adalah saudara saya sendiri. Tiap orang yang bertemu dengan saya, saya hormati,
kasihi dan hargai sebagaimana martabatnya sebagai manusia. Wow… Luar Biasa.
Saya sungguh mengucap syukur!!!
Inilah damai sejatera Kristus itu, bukan tenang secara lahiriah
saja tapi secara rohaniah. Keadaan apapun di dunia ini, tidak akan
pernah mengubah kebenaran bahwa kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus.
Masalah terbesar kita (maut) sudah diselesaikan olehNya. Dan hidup
dalam damai sejahtera itulah, alasan bagi kita dipanggil dalam satu tubuh
(menjadi satu karena sama-sama hidup dalam kedamaian dalam keselamatan).
Sehingga, tidak ada alasan untuk kita tidak mengucap syukur. Karena kepastian
akan keselamatan ini, hati kita akan berlimpah akan ucapan syukur. Keselamatan
hidup kita bukan ditentukan oleh apa yang kita perbuat atau belum perbuat, tapi
apa yang Yesus perbuat di kayu salib.
Wow… Teman-teman, siapa yang mulai paham akan damai sejahtera
Natal itu?? Itulah mengapa kita bersukacita dalam menyambut dan merayakan Natal
Kristus. Yesus adalah alasan kita bersukacita, sebab Dialah, Juru Selamat
Dunia, Sang Raja Damai!! Dialah The Greatest Gift Yang Bapa berikan
kepada kita. Sebab di dalam Dia ada Kasih Karunia yang membawa kita kepada
keselamatan, pengampunan dosa, kesembuhan, kelimpahan dsb. Luar biasa
Tuhan kita… Agung namaNya!!!
Oke, Dialah, The Greatest Gift kita…Tapi apa kaitannya dengan
Yesus berdiri di 2 sisi? Ya, benar… Dari sisi Tuhan, Yesus berdiri di sisi
Allah untuk menjadi The Greatest Gift bagi manusia. Sebab Dialah
kunci penyelesaian pergumulan terbesar manusia, yaitu keselamatan. Namun ingat, Dia juga
berdiri di sisi manusia. Untuk apa? Untuk menjadi The Greatest Gift
bagi Allah Bapa! Sebab, Yesus adalah Anak Domba Korban Yang tak bercacat dan
bercela. Dialah Korban yang menyenangkan hati Bapa. Hati Bapa terpuaskan
setelah ada Seseorang yang mampu mengenapi Hukum Agama (Taurat). Sehingga
akibatnya, Allah Bapa tidak lagi melihat pada dosa manusia lagi, tetapi
memandang “Perwakilan” manusia (yaitu Yesus) sebagai korban (hadiah) terindah
bagiNya.
Inilah Kebenaran!!!
Yesus adalah The Greatest Gift bagi kita (manusia) dan bagi Allah Bapa. Dialah win-win solution untuk perseteruan abadi
Tuhan dan manusia (akibat dosa). Kedua pihak terpuaskan, kedua pihak
bersukacita, kedua pihak hidup dalam damai abadi sampai selama-lamanya. Amin… Terpujilah
Yesus Kristus Tuhan, The Greatest Gift di hari Natal Kristus, bagi Allah dan
manusia. Selamat bersukacita dalam indahnya damai Natal. Tuhan Yesus memberkati.