Jumat, 27 Oktober 2017

171027 The Burden

Matius 11:28-30 (TB)  “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Potongan Firman Tuhan di atas, adalah ayat yang banyak memberkati dan menguatkan orang banyak. Bahkan, ayat ini adalah salah satu ayat hafalan, yang menjadi ayat favorit jemaat gereja. Namun, banyak orang salah mengartikan ayat-ayat ini. Hati yang letih lesu dan berbeban berat itu sering kali dikaitkan dengan beban masalah hidup yang sering dialami manusia. Padahal konteks ayat ini,  tidak berkaitan dengan hal itu!!!
Kata letih lesu diambil dari bahasa Yunani yaitu κοπιάω (kopiaō). κοπιάω memiliki arti lelah, akibat dari kerja keras. Sedangkan berbeban berat menggunakan kata φορτίζω (phortizō) yang berarti, berbeban berat (berlebihan beban) akibat upacara/adat atau akibat kecemasan spiritual (rasa tidak damai). Hmmm… Menarik ya…
Terlihat dari konteks ayat tersebut, Yesus sedang mengundang orang-orang Yahudi yang merasa lelah akibat kerja keras dan berbeban berat dalam menjalankan hukum agama dan adat istiadat (Hukum Taurat). Sebagian dari mereka merasa cemas secara spiritual, akibat ketidaksempurnaan mereka dalam menjalankan Aturan Taurat. Ya semacam tertuduh perasaannya sendiri/perasaan bersalah/perasaan was-was… Bayangkan, mereka harus tepat persis menjalankan Hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi (baca kitab Imamat), tanpa kesalahan sedikitpun. Aturan-aturan itu sangat ketat, tidak boleh ini, tidak boleh itu, harus ini, harus itu. Taurat Yahudi mengatur hampir segala aspek kehidupan manusia seperti cara hidup, ibadah, makan, pernikahan, pergaulan dll. Hal ini membuat manusia tidak menyembah Tuhan karena kasih dan cinta kepada Tuhan, tetapi karena hukum dan aturan. 
Tuhan Yesus mengundang orang-orang berbeban ini, untuk mendapatkan ἀναπαύω (anapauō). ἀναπαύω berarti kelegaan, istirahat, kesegaran, kelepasan dari dosa. Dapat diartikan Yesus mau memberikan mereka kelegaan, istirahat, dan kelepasan dari beban hukum agama (Hukum Taurat)!!! Haleluya!! Mungkin banyak dari kita juga mengalami hal ini kan? Mungkin kita terbeban dengan “Taurat” baru, yang ada dalam penyembahan kita kepada Tuhan. Jika kita tidak melakukan, kita mulai merasa berbeban, lelah dan merasa bersalah. Good News-nya, Tuhan Yesus akan memberi kita kelegaan dan kelepasan dari hal-hal itu!!!
Kuk adalah beban yang biasa digunakan pada leher sepasang hewan ternak (supaya seimbang), yang akan dihubungkan pada bajak untuk membajak tanah/ladang. Kuk juga diartikan sebagai pikulan (seperti pada tukang sate pikulan). Sejatinya, Kuk menggambarkan beban/hukum yang menyulitkan (Hukum Musa/Hukum Taurat). Bukankah Tabut Perjanjian, yang berisi 2 loh batu (Hukum Taurat), dipanggul menggunakan kuk itu? Selama ini, kuk yang dipasang pada “leher” orang Yahudi adalah kuk yang sangat berat. Sehingga, Tuhan Yesus menawari orang-orang Yahudi itu untuk memikul “kuk” milik Yesus. “Kuk” yang ditawarkan Yesus ringan/enteng/lebih baik. Mengapa demikian?? Apa beda Kuk Taurat dan “Kuk” Yesus?? Ingat… Di dalam Yesus, Dia membawa Kasih Karunia dan Kebenaran. DIalah yang akan menanggung beban Taurat itu. Sehingga, Kuk Taurat ditanggung Yesus, dan “Kuk” Yesus diberikan kepada kita. Dan “Kuk” itu ringan. Orang yang ikut Yesus, akan jauh merasa lega dan tenang.  
Yesus mengajarkan untuk belajar dari Dia, Yang lemah lembut dan rendah hati. Yesus mengajarkan untuk kita menjadi berbeda dengan orang Farisi yang membanggakan apa yang mereka buat (ketaatan akan Hukum Musa). Tidak ada satupun dari apa yang kita perbuat, yang dapat dibanggakan di mata Tuhan. Sebab, hidup kita tidak bergantung dari apa yang kita buat, namun bergantung pada apa yang Tuhan Yesus perbuat bagi kita. Terpujilah nama Tuhan Yesus, Pribadi Yang sudah menanggung beban kita. Haleluya. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar