Rabu, 21 Maret 2018

Unshakeable


Hai semua… Sudah lama tak berjumpa. Mohon maaf karena kesibukan kerja, jadi baru bisa post lagi. Yang pasti, saya tidak akan pernah lupa mengingatkan, bahwa kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan karena Kasih Karunia dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Darah Yesus menyucikan hidup kita, Kasihnya menguatkan hati kita dan Anugerahnya memampukan kita. Haleluya…

Oke hari ini kita akan belajar mengenai Unshakeable. Unshakeable berarti tidak tergoyahkan/kokoh/berdiri teguh. Lalu, apanya yang kokoh? Mari kita lihat firman Tuhan. Perikop yang diambil adalah mengenai “Dua Macam Dasar”.

Matius 7:24-27 (TB)  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Mari kita bahas satu per satu. Pada ayat 24 dikatakan, “setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya ia sama dengan orang yang bijaksana”. Ayat ini membuat saya berfikir, bukankah firman Tuhan mengatakan kita selamat oleh Anugerah dan bukan usaha kita sendiri? Lalu mengapa Tuhan Yesus mengatakan hal demikian? Ada yang menarik dari ayat ini. “Perkataan” menggunakan kata λόγος (logos) yang artinya adalah firman, pengajaran, doktrin, penjelasan, perkataan. Ada 2 hal yang menarik dari ayat tersebut.

Pertama,  kata imbuh “-Ku” menunjukkan ada “perkataan” lain selain kepunyaan Yesus. “Perkataan” siapa itu? Yup, benar!!! Hukum (“perkataan”) Taurat/Hukum_Agama/Hukum_Musa. Yesus seakan menjelaskan bahwa jika semua orang mengikuti kata-kataNya (bukan Hukum Taurat) maka mereka adalah orang bijak. Ingat, konteks dari ayat ini adalah pengajaran Yesus di bukit. Sehingga “perkataan-Ku” adalah ajaran-ajaran yang Yesus berikan waktu di bukit.

Kedua, terjemahan ISV dan easyEnglish menggunakan kata “message” untuk menjelaskan kata “perkataan” di atas. Sehingga kita bisa pahami, Yesus sedang memberikan pesan penting untuk kita semua... Hmmm... Pesan apa ya itu? Mari kita lihat beberapa contoh.
-        Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Selama ini saya berfikir damai di sini berarti saya membawa kerukunan di tengah kehidupan sosial saya. Ternyata hal itu kurang tepat (benar, tapi itu bukan yang dimaksud Yesus). Damai di sini, berarti Kedamaian Ilahi yang lebih berkaitan dengan damai akibat keselamatan yang diberikan melalui Mesias (Yesus). Kerukunan terhadap orang lain adalah dampak/hasil dari Damai Ilahi yang kita dapatkan. Hal ini sangat menarik... Bukankah pembawa Damai adalah Yesus itu sendiri? Dia harus mati supaya Damai Ilahi itu ada dalam kita. Dan bukankah Ia adalah Anak Allah?
-       “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga”. Pertanyaan saya, Siapa Empu Kerajaan Surga? Dia adalah Tuhan yang kita kenal dalam diri Yesus!! Dan, Yesus adalah Tuhan yang rela menjadi miskin (menjadi manusia) meninggalkan segala KemuliaanNya di Surga. Luar biasa...
-       “Kasihilah musuh-musuhmu, berkatilah mereka yang mengutuk kamu, perlakukanlah dengan baik mereka yang membenci kamu dan berdoalah bagi mereka yang melecehkan kamu dan menganiaya kamu”;  “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”. Semua hal tersebut adalah hal yang akan dialami Yesus. Yesus akan tetap mengasihi orang-orang yang berbuat jahat padaNya. Karena Ia hadir untuk menyelamatkan semua orang.

Apa pesan yang teman-teman tangkap? Yesssss... YESUS MENJADIKAN DIRINYA SENDIRI SEBAGAI CONTOH UNTUK MANUSIA MENJALANI HIDUP. Wow luar biasa... YESUS MELIHAT DESTINY HIDUPNYA DAN MENGAJARKANNYA KEPADA MANUSIA. JENIUS!!! Itulah pesan yang Yesus berikan, yaitu menjadikanNya sebagai PONDASI kehidupan kita.

Oke. Mari kita lanjutkan. Jelas bahwa orang yang menjadikan Yesus (segala perkataanNya, perbuatanNya) sebagai pondasi kehidupannya ibarat orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Saat turunlah hujan dan datang banjir, lalu angin melanda rumah itu, rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu (rumah akan rubuh saat didirikan di atas pasir è bukan dasar pondasi di dalam Yesus).

Kata batu adalah kata yang sering digunakan oleh Yesus. Saya jadi ingat kata-kata Yesus kepada murid-muridNya di Matius 16:13-20 mengenai pengakuan Petrus. Yesus bertanya mengenai siapakah Dia. Dan Petrus menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup. Saat itu, Yesus menanggapi jawaban Petrus dan berkata, “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”. Kata batu(menggunakan kata petra) pada kedua konteks ini adalah sama. Pada konteks pengakuan (iman) Petrus, Petrus menjadikan Yesus (Mesias dan Anak Allah) sebagai pondasi kehidupannya. Dan Yesus berkata di atas pondasi ini akan Kudirikan jemaatKu (gerejaKu) dan ALAM MAUT TIDAK AKAN MENGUASAINYA (Keselamatan kekal). Artinya apa? Jika kedua konteks ini sama, berarti perikop yang pertama juga berbicara mengenai Keselamatan. Kata rumah menggunakan kata οἰκία (oikia) yang berarti tempat tinggal, rumah atau keluarga (dalam penerapannya). Sehingga rumah ini bisa dikatakan sebagai kumpulan orang-orang (keluarga) yang berdiri di atas pondasi Yesus. Saat hujan, banjir dan angin datang mereka tetap kokoh/kuat berdiri.



Kata hujan, banjir dan angin dalam terjemahan baru ini, agaknya kurang menggambarkan arti kata sesungguhnya. Terjemahan aslinya (yunani) memiliki arti yang lebih mendalam dan lebih kuat. “Hujan” dalam ayat tersebut berarti hujan yang sangat kuat/dasyat. “Banjir” berarti aliran air yang sangat kuat bahkan mungkin lebih dekat dengan air bah. “Angin” berarti aliran angin yang sangat kencang atau sangat bergelora. Wow... Ternyata kata “Hujan”, “Banjir”, dan “Angin” ini menggambarkan sebuah bencana yang maha dasyat. Sehingga, dalam kisah yang sama pada kitab yang lain (Lukas), penulis kitab tersebut menggunakan istilah AIR BAH.

Satu pertanyaan simple yang saya ajukan. Kapan terakhir kali air bah muncul? Semua akan sepakat mengatakan bahwa air bah muncul pada saat kejadian Nabi Nuh. Pada cerita Nabi Nuh, hampir seluruh makhluk dibumi diluluh lantahkan. Semua manusia, kecuali keluarga Nuh, mati semua. Yang tidak mati adalah makhluk hidup yang dibawa Nuh ke atas Bahtera. Dapat disimpulkan bahwa Bahtera ini adalah gambaran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat!!!

Apa teman-teman melihat sesuatu yang menarik di sini? YESSSS.... Bahtera dan Pondasi Batu ini memiliki makna yang hampir identik. Sedangkan hujan, banjir dan angin itu mengambarkan kematian kekal/maut. Sehingga, inilah The God's Code, Kasih Karunia dalam Yesus Kristus: BARANGSIAPA MENJADIKAN YESUS SEBAGAI PONDASI ATAS KEHIDUPANNYA, MAKA SAAT MAUT/KEMATIAN KEKAL ITU DATANG, MEREKA AKAN TETAP BERDIRI KOKOH TAK TERGONCANGKAN. Barangsiapa percaya kepadaNya akan tetap hidup (secara jiwa dan roh) walaupun sudah mati (secara fisik). Tidak ada penghukuman di dalam Yesus Kristus. Yesus adalah Kebenaran yang memerdekakan jiwa kita. Hati kita akan mendapatkan damai sejahtera sorga saat kita menjadikanNya sebagai pondasi dalam kehidupan kita. Kita tidak perlu takut kepada maut, sebab MAUT SUDAH TIDAK BERKUASA ATAS KITA. Tuhan Yesus adalah Kepastian Keselamatan kita!!! Terpujilah nama Yesus Kristus Tuhan sampai selama-lamanya. Amin.