Senin, 25 Desember 2017

The Greatest Gift

Shalom semua… Hari ini adalah hari khusus, dimana seluruh dunia merayakan kelahiran Tuhan dan Juru Selamat kita, Tuhan Yesus Kristus. Untuk itu postingan kali ini adalah postingan spesial Natal 2017. Semoga teman-teman terberkati semua.

Sebelum masuk ke ayat perenungan, saya mau berbagi apa yang saya dapatkan minggu lalu. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mempunyai banyak sebutan (gelar) antara lain Raja, Anak Daud, Mesias, Juru Selamat dll. Namun saya diingatkan mengenai 2 buah sebutan yang berupa kontradiksi. Keduanya adalah Anak Allah dan Anak Manusia. Saya akan memberi penjelasan yang sederhana mengenai keduanya.

Kita ketahui bahwa Allah kita adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub Yang menciptakan langit dan bumi seisinya. Penggunaan sebutan Anak Allah adalah sesuatu yang mengejutkan orang Yahudi pada jaman itu karena Allah adalah kudus, esa dan tidak memiliki “keturunan”. Dapat dibilang, sebutan Anak Allah merupakan penghujatan kepada Allah Israel. Saya pribadi memahami bahwa Anak Allah bukanlah berarti terdapat keturunan secara lahiriah dari Ayah dan Ibu. Yesus lahir dari Roh Tuhan sendiri, melalui wanita yang belum pernah menikah, bernama Maria. 

Seminggu yang lalu, Saya mendapatkan pengertian lebih lagi mengenai Anak Allah. Dalam kehidupan sehari-hari sering muncul sebutan-sebutan untuk orang-orang di sekitar kita. Semisal anak muda, orang tua, orang sakit dan lain-lain. Anak muda tidak memerlukan ayah dan ibu, untuk disebut anak muda. Anak muda berarti dia anak yang memiliki sifat muda. Orang sakit adalah orang yang sedang sakit. Demikian juga dengan Anak Allah. Anak Allah adalah seseorang yang memiliki kuasa Allah, sifat Allah, Pribadi Allah. Sebutan Anak Allah adalah suatu klaim bahwa Yesus adalah Manusia yang memiliki Keilahian Allah. Yesus adalah Manusia yang ditinggikan, karena sejatinya, Ia adalah Allah pribadi yang menjadi manusia.

Sebutan Anak Manusia juga sering muncul di Injil. Bahkan Yesus sendiri mengutarakan bahwa Dia adalah Anak Manusia. Tentu saja sama seperti uraian di atas, bahwa Anak Manusia bukan serta merta Dia memiliki Ayah dan Ibu, namun Dia adalah Tuhan yang memiliki sifat dan tubuh manusia. Sehingga saat Yesus menyebut diriNya sebagai Anak Manusia, Dia yang adalah Allah yang merendahkan diri sebagai manusia.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan, Yesus adalah Allah dan manusia di saat yang bersamaan. Dia adalah Allah yang merendahkan diri sebagai manusia dan manusia yang ditinggikan sebagai Allah. Ibarat uang koin, Yesus memiliki 2 sisi yaitu Allah dan manusia. Jelasnya, Yesus berdiri di dua sisi, Allah dan Manusia. Lalu apa kaitannya dengan tema kita saat ini? Nanti kita akan bahas bersama-sama. Namun, saat ini kita kembali ke tema kita terlebih dahulu, The Greatest Gift.          

Natal begitu indah serta memberi damai dan sukacita tersendiri bagi kita semua. Tidak jarang untuk berbagi sukacita, kita semua membagikan hadiah untuk keluarga kita, teman kita atau bahkan ke orang lain yang membutuhkan. Dan pernahkah kita mendapatkan hadiah yang begitu luar biasa indah atau berkesan seumur hidup?

Suatu kali saya bertanya pada beberapa anak remaja di rumah saya. Menurut kalian, apa The Greatest Gift yang pernah kamu dapat seumur hidup? Ada yang menjawab buku, nafas, hidup, bisa makan dll. Menurut saya, semua jawaban sudah benar dan baik, sampai saya mendengar suatu jawaban yang luar biasa. Keponakan saya, berumur 14 tahun, menjawab dengan spontan dan mantab. Dia menjawab, “The Greatest Gift adalah Keselamatan!!!”. Sesaat perasaan saya campur aduk mendengar jawabannya. Saya kagum, kaget, terharu, lengkap sudah… Saya heran seorang anak, berumur 14 tahun, bisa memiliki iman seperti itu. Jawaban itu, menginspirasi saya dalam penulisan postingan ini. Mari kita bahas lebih lanjut…



Kolose 3 : 15 (TB) : Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Itulah tema Natal kita tahun ini. Natal tidak akan lepas dari kata-kata “damai sejahtera”. Damai sejahtera dalam potongan ayat tersebut menggunakan kata Yunani, εἰρήνη (eirēnē). Arti kata εἰρήνη adalah ketenangan, kedamaian, kondisi damai dari kekacauan dan perseteruan perang, keamanan, ketenangan jiwa bersumber dari penyelamatan Kristus, bentuk kondisi perasaan tenang dari orang benar akan kehidupan setelah kematian (kepastian akan keselamatan), dan kelimpahan (akan ketenangan).


Dapat dilihat dari arti kata “damai sejahtera” di atas, kita bisa menangkap bahwa kedamaian yang dimaksud bukanlah serta merta mengenai kedamaian dalam artian rukun satu sama lain (antar manusia). Tapi kedamaian itu adalah kedamaian Ilahi, dimana kita tidak takut lagi akan kehidupan kita setelah kematian. Perseteruan antara manusia dan Allah sudah diselesaikan melalui Kasih Karunia Yesus. Hukuman yang Tuhan pernah ucapkan (maut) sudah tidak perlu ditakutkan lagi. Kita sudah hidup dalam kepastian keselamatan (kekekalan di Kerajaan Sorga). Semua sudah selesai melalui Karya Keselamatan Kristus. Bukankah kedamaian inilah yang dicari semua orang beragama?

Suatu kali saya sedang melakukan perjalanan kerja ke luar Jawa. Pada waktu saya pulang ke Jawa, saya tiba-tiba diingatkan Roh Kudus, mengenai Yesus digambarkan sebagai Kota Perlindungan kita. Dimana, orang-orang pelanggar Hukum Agama yang di dalam kota tersebut tidak akan mendapat penghukuman tetapi mendapat perlindungan. Tiba-tiba hati saya seperti terbakar api, panas tapi tidak menyengat. Timbul kedamaian yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Singkat cerita, saya pulang dengan hati yang menyala-nyala dan bersukacita. Semua orang saya sapa dengan senyum. Bahkan, orang di sebelah saya (di pesawat), saya beri tahu mengenai kebaikan dan keselamatan Tuhan. Hehehe…

Di tengah perjalanan, terjadi turbulence yang cukup kencang. Setiap orang mulai panik dengan keadaan tersebut. Mereka mulai berdoa dengan cara masing-masing. Saya melihat kondisi tersebut, tapi saya malah heran dengan diri saya sendiri. Saya tetap tenang dan damai!! Saya tidak takut akan kematian!! Karena di dalam Yesus ada kepastian akan kehidupan setelah kematian!! Akhirnya saya pulang dengan selamat. Dan lihat dampak dari kedamaian itu… Saya pun bisa rukun dengan orang lain. Setiap orang yang di sekitar saya, siapapun dia, saya merasa mereka adalah saudara saya sendiri. Tiap orang yang bertemu dengan saya, saya hormati, kasihi dan hargai sebagaimana martabatnya sebagai manusia. Wow… Luar Biasa. Saya sungguh mengucap syukur!!!

Inilah damai sejatera Kristus itu, bukan tenang secara lahiriah saja tapi secara rohaniah. Keadaan apapun di dunia ini, tidak akan pernah mengubah kebenaran bahwa kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus. Masalah terbesar kita (maut) sudah diselesaikan olehNya. Dan hidup dalam damai sejahtera itulah, alasan bagi kita dipanggil dalam satu tubuh (menjadi satu karena sama-sama hidup dalam kedamaian dalam keselamatan). Sehingga, tidak ada alasan untuk kita tidak mengucap syukur. Karena kepastian akan keselamatan ini, hati kita akan berlimpah akan ucapan syukur. Keselamatan hidup kita bukan ditentukan oleh apa yang kita perbuat atau belum perbuat, tapi apa yang Yesus perbuat di kayu salib.

Wow… Teman-teman, siapa yang mulai paham akan damai sejahtera Natal itu?? Itulah mengapa kita bersukacita dalam menyambut dan merayakan Natal Kristus. Yesus adalah alasan kita bersukacita, sebab Dialah, Juru Selamat Dunia, Sang Raja Damai!! Dialah The Greatest Gift Yang Bapa berikan kepada kita. Sebab di dalam Dia ada Kasih Karunia yang membawa kita kepada keselamatan, pengampunan dosa, kesembuhan, kelimpahan dsb. Luar biasa Tuhan kita… Agung namaNya!!!

Oke, Dialah, The Greatest Gift kita…Tapi apa kaitannya dengan Yesus berdiri di 2 sisi? Ya, benar… Dari sisi Tuhan, Yesus berdiri di sisi Allah untuk menjadi The Greatest Gift bagi manusia. Sebab Dialah kunci penyelesaian pergumulan terbesar manusia, yaitu keselamatan. Namun ingat, Dia juga berdiri di sisi manusia. Untuk apa? Untuk menjadi The Greatest Gift bagi Allah Bapa! Sebab, Yesus adalah Anak Domba Korban Yang tak bercacat dan bercela. Dialah Korban yang menyenangkan hati Bapa. Hati Bapa terpuaskan setelah ada Seseorang yang mampu mengenapi Hukum Agama (Taurat). Sehingga akibatnya, Allah Bapa tidak lagi melihat pada dosa manusia lagi, tetapi memandang “Perwakilan” manusia (yaitu Yesus) sebagai korban (hadiah) terindah bagiNya.

Inilah Kebenaran!!! Yesus adalah The Greatest Gift bagi kita (manusia) dan bagi Allah Bapa. Dialah win-win solution untuk perseteruan abadi Tuhan dan manusia (akibat dosa). Kedua pihak terpuaskan, kedua pihak bersukacita, kedua pihak hidup dalam damai abadi sampai selama-lamanya. Amin… Terpujilah Yesus Kristus Tuhan, The Greatest Gift di hari Natal Kristus, bagi Allah dan manusia. Selamat bersukacita dalam indahnya damai Natal. Tuhan Yesus memberkati.